DISKUSI MEMBEDAH KREASI DAN EKSPLOITASI HKI DI INDONESIA
European Business Chamber of Commerce in Indonesia (EuroCham) bekerja sama dengan Business Law BINUS University menyelenggarakan acara menarik bertema “Intellectual Property Creation and Exploitation in Indonesia” bertempat di Kampus JWC BINUS, tanggal 26 Agustus 2014.
Acara “IPR Briefing” yang dibuka oleh Prof. Dr. Bahtiar Saleh Abas (Vice Rector BINUS for Reserach & Technology Transfer) dan Alain Pierre Mignon (EuroCham Executive Board) ini menghadirkan pembicara kunci Pierrick Fillon Ashida (Senior Policy Officer, DG Research & Innovation, European Commission). Dalam uraiannya, Ashida menyinggung tentang peta kemajuan riset di berbagai kawasan dengan negara-negara tertentu sebagai motornya.
Narasumber lain yang dihadirkan Hariono (CEO Polytron), Nooryawati Mulyono (dosen Unika Atmajaya), Sunit Hendrana (LIPI), Phil Nervig (Economic Officer, US Embassy), Nick Redfearn (Deputy CEO, Rouse Lawfirm), dan Anindito (BINUS). Sementara pada sesi panel, hadir pula Karyana Hutomo yang merupakan Industrial Relationship Specialist BINUS. Acara dipandu oleh Kin Wah Cow (Head of IPR Working Group, EuroCham) yang juga aktif menjadi pembina mahasiswa di Program Studi Business Law BINUS.
Secara umum para narasumber memperlihatkan bahwa kreativitas untuk menghasilkan temuan-temuan baru yang dapat dilindungi HKI di Indonesia, sebenarnya cukup banyak dan fenomena ini justru muncul dari generasi yang lebih muda. Nooryawati Mulyono, misalnya, memaparkan hasil temuannya yang sudah dipatenkan secara internasional tentang pengganti kemasan “plastik” yang tidak lagi beracun. Hariono dari Polytron juga menunjukkan adanya karya-karya putra Indonesia dalam produk elektronik yang dihasilkan perusahaan tersebut. Kendati demikian, harus diakui bahwa secara kuantitas, permintaan paten yang datang dari dalam negeri masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju, khususnya Uni Eropa. Insentif dari pemerintah diakui sudah ada, namun belum sepenuhnya bisa menggairahkan para inventor, termasuk mereka yang datang dari perguruan tinggi. Implementasi peraturan perundang-undangan di bidang HKI juga terbilang belum memuaskan, sehingga berdampak pada minat para penanam modal untuk datang dan berinvestasi di Indonesia.
Acara yang berlangsung sampai tengah hari ini diikuti peserta dari komunitas pebisnis dari negara-negara Uni Eropa, konsultan hak kekayaan intelektual (HKI), peserta pelatihan HKI yang tengah berlangsung saat ini di bawah prakarsa Ditjen HKI dan BINUS, serta para mahasiswa Prodi Business Law BINUS. (***)
