PENDULUM ANTINOMI HUKUM
Buku tentang “Pendulum Antinomi Hukum” adalah sebuah bunga rampai (antologi) yang disunting oleh Shidarta (dosen Business Law BINUS) dan Jufrina Rizal (dosen FH Universitas Indonesia). Antologi ini diterbitkan oleh Genta Publishing Yogyakarta untuk menyambut ulang tahun ke-70 Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, S.H., M.A. sekaligus menandai berakhirnya masa tugas beliau sebagai hakim agung di Mahkamah Agung RI.
Ada 30 tulisan yang menghiasi buku ini, dengan topik yang beragam. Menurut para penyuntingya, keragaman topik ini memang sengaja didesain sejak awal mengingat buku ini adalah sebuah liber amicorum, yaitu karya bersama untuk menghormati seseorang yang kebetulan memiliki jaringan persahabatan dengan banyak kalangan. Misalnya, penulis buku ini datang dari para hakim dan mantan hakim, advokat, akademisi, dan pimpinan lembaga negara.
Buku ini diawali dengan sambutan dari Ketua MA, Dekan FH Ui, dan editor. Ada biografi singkat tentang kehidupan Valerine J.L. Kriekhoff. Namun, sosok Valerine sendiri tidak tampil lagi di dalam tulisan-tulisan berikutnya. Dengan demikian, liber amicorum ini ingin dijaga tidak berubah menjadi biografi Valerine.
Topik tentang filsafat hukum diletakkan di barisan awal. Hal ini menarik, mengingat kedua penyunting, Shidarta dan Jufrina memang dikenal luas sebagai dosen filsafat hukum. Ada tulisan dari Bintan Regen Saragih, Bernard Arief Sidharta, dan Yogi Sumakto pada bagian ini. Lalu, bagian kedua diisi dengan topik tentang peradilan dan hak asasi manusia. Shidarta, Suparman Marzuki, Lilik Mulyadi, dan O.C. Kaligis, mengisi bagian ini. Hukum-hukum yang lebih sektoral kemudian secara berurutan ditempatkan sebagai bagian ketiga sampai dengan bagian kesembilan. Topik-topik itu adalah tentang hukum internasional, hukum sumber daya alam dan lingkungan, administrasi negara, hukum pidana, perdata-dagang-bisnis, hukum kekayaan intelektual, dan hukum-masyarakat-budaya.
Nama-nama para guru besar seperti Bernard Arief Sidharta, Bintan Saragih, Mieke Komar, Huala Adolf, Maria S.W. Sumardjono, H. Abdurrahman, Romli Atmasasmita, Erman Rajagukguk, Takdir Rahmadi, Esmi Warassih, dan H.M. Laica Marzuki, dapat dikatakan sebagai “jaminan” adanya tulisan-tulisan yang menarik untuk disimak. Para profesional hukum yang kemudian terjun sebagai akademisi seperti O.C. Kaligis dan Lilik Mulyadi memberi pengayaan tentang bagaimana hukum bekerja dalam kenyataan. Juga ada nama-nama seperti Anna Maria Tri Anggraini, Cita Citrawinda Noerhadi, dan Henry Soelistyo yang menelaah hukum bisnis dan hak kekayaan intelektual. Beberapa nama lain yang berpengalaman sebagai hakim agung, seperti Harifin Tumpa, Laica Marzuki, dan Mieke Komar, tidak kalahnya kontribusinya dalam memberikan renungan mereka tentang hukum Indonesia.
Sebagaimana layaknya bunga rampai, buku ini tentu bebas untuk dibaca dari tulisan manapun. Tidak ada benang merah yang secara khusus menjadi pengikat rangkaian. Semua merupakan tulisan-tulisan lepas. Artinya, bagi mereka yang ingin mengetahui pandangan ahi-ahli hukum Indonesia terkait tata hukum Indonesia dewasa ini, seharusnya tidak melewatkan untuk membaca antologi ini. Kata kunci “pendulum” tampaknya tepat untuk memperlihatkan dinamika hukum, yang mengayun antara kutub-kutub antinomi yang saling bersitegang tetapi tidak dapat meniadakan satu sama lain. (***)
