KAJIAN SOSIO-LEGAL MAKIN DIMINATI

Shidarta, salah seorang dosen Jurusan Business Law BINUS diminta untuk menjadi narasumber dalam pelatihan metodologi penelitian hukum sosio-legal di Kampus Universitas Pancasila. Acara pelatihan berlangsung pada tanggal 5-6 April 2016 untuk teori, kemudian dilanjutkan pada tanggal 7-15 April 2016 untuk praktik. Tempat penerapan praktik metodologi sosio-legal dilakukan di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat.

Shidarta berkesempatan menyampaikan materi berupa disiplin hukum dan konsekuensi metodologisnya. Pertama-tama ia mendiskusikan peta disiplin hukum, yang akan membawa ke arah penekanan studi yang berbeda-beda terhadap hukum. Lalu tiap cabang disiplin hukum itu memiliki kecenderungan pendekatan dan metode penelitiannya pula. Dalam perkembangannya, ada banyak varian hukum yang dimunculkan, mulai dari hukum normatif yang berciri metayuridis sampai ke fakta-fakta konkret yang sangat kontekstual. Atas dasar konstelasi yang sangat beragam itu, maka kemudian muncul metode penelitian sosio-legal dengan tawarannya untuk mengkritisi formalisme hukum. Menurut Shidarta, metode penelitian sosio-legal tidak tepat jika diidentikkan dengan metode penelitian yuridis-sosiologis; juga kata “sosio” di sini tidak sama dengan “sosiologi”.

Narasumber yang ikut hadir memberikan paparan pada hari pertama adalah Prof. Dr. Adriaan Bedner (Universitas Leiden, Belanda). Beberapa narasumber lainnya adalah Herlambang P. Wiratraman, Ph.D., Dr. Kunthi Tridewiyanti, Yance Arizona, Yamin, Dewi Kanti, dan Nia Ramdhaniati.

Pelatihan kali ini diselenggarakan oleh Epistema Institute bekerja sama dengan Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia dan Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Penyelenggaraan pelatihan dengan tema ini sudah berjalan untuk keenam kalinya dan ternyata tetap menarik minat peserta. Hal ini terbukti dari kepesertaan pelatihan tersebut. Mereka berlatar belakang mahasiswa, dosen, dan aktivis lembaga swadaya masyarakat, datang dari Padang hingga Papua. (***)