ESAI DAN ESAI POPULER
Oleh SHIDARTA (Juli 2020)
Beberapa waktu lalu, Taiwan Studies Project (TSP) BINUS University, yang dimotori oleh tiga jurusan di Fakultas Humaniora, yaitu Jurusan Hubungan Internasional, Jurusan Hukum Bisnis, dan Jurusan Sastra China, menyelenggarakan lomba penulisan esai populer. Tujuan dari lomba tersebut adalah untuk memperat hubungan Taiwan dan Indonesia, khususnya melalui jalur pendidikan, dengan fokus perhatian pada pendidikan generasi muda. Tautan (link) yang menginformasikan lomba ini dapat dilihat pada bagian akhir tulisan ini.
Setelah sekian lama tautan tentang lomba ini disebarkan ke masyarakat, tanggapan calon-calon penulis berdatangan. Di antara berbagai tanggapan itu, terdapat beberapa pertanyaan yang sangat fundamental, yakni: (1) apa itu esai?; dan (2) apa saja ciri-ciri dari esai populer itu? Pertanyaan seperti ini cukup mencengangkan karena boleh jadi hal ini menunjukkan pengajaran bahasa (khususnya Bahasa Indonesia) dewasa ini belum mampu menggugah peserta didik untuk mencintai dan menguasai keterampilan menulis (mengarang). Tulisan pendek ini tidak bermaksud membahas keprihatinan tersebut, melainkan ingin mencoba menjawab dua pertanyaan yang diajukan oleh beberapa calon penulis tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Kata ‘sepintas lalu’ ini perlu digarisbawahi karena esai tidak lantas berarti merupakan tulisan remeh-temeh, dalam arti tidak penting dan tidak berharga. Penulisan esai justru memerlukan keterampilan tersendiri karena suatu esai harus mampu mengemas isu yang rumit menjadi mudah dipahami tanpa perlu berpanjang-panjang kata; atau dapat juga terjadi sebaliknya, bahwa suatu isu yang sederhana, menjadi menarik untuk dibaca karena ia disorot dari sisi-sisi yang luput dari perhatian masyarakat awam. Catatan pinggir dalam Majalah Tempo yang rutin ditulis oleh Goenawan Mohamad adalah salah satu contoh yang tepat mengenai esai seperti itu.
Kata ‘sepintas lalu’ sebenarnya lebih menunjukkan bahwa esai adalah karya yang ringan, yang tidak membutuhkan rujukan yang ketat seperti halnya artikel di jurnal ilmiah. Jika penulis menganggap tetap perlu mencantumkan suatu referensi, maka cukuplah sumber tersebut diparafrasa dan kemudian dicantumkan menyatu di dalam tubuh karangan. Contohnya adalah sebagai berikut:
Arsitektur Taipei 101 menarik perhatian saya. Benar seperti dinyatakan oleh Shelley Rigger dalam bukunya, ‘Why Taiwan Matters’ (2011), bahwa bangunan Taipei 101 ini berhasil memadukan filosofi oriental dengan teknologi barat.
Definisi leksikal yang dituliskan di dalam KBBI tersebut di atas juga menekankan kata-kata ‘sudut pandang pribadi penulisnya’. Esai memang lazimnya ditulis dengan menggunakan pendekatan orang pertama (saya/aku) ketika bertutur kepada pembaca, tetapi pendekatan ini bukan satu-satunya. Pendekatan orang petama biasanya hadir dalam gaya tutur kalimat yang naratif. Untuk itulah kemudian dikenal narasi sebagai salah satu gaya bertutur di dalam esai. Di luar narasi, ditemukan juga gaya bertutur lainnya, antara lain deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Atas dasar gaya tutur itu pula lalu muncul jenis-jenis esai, yang jumlahnya bahkan sampai belasan macam. Dalam tulisan ini, kita tunjukkan empat saja di antaranya, yang secara ringkas dapat diperhatikan ciri-cirinya di dalam tabel berikut:
Gaya tutur: | Keterangan: | Contoh: |
Narasi | Penulis bercerita tentang suatu pengalaman dan mengajak pembaca terlibat secara emosional dalam cerita itu.
|
Ketika saya tiba di kota Kaoshiung malam itu, udara terasa sangat panas. Saya melihat beberapa tenaga kerja Indonesia yang tadi saya jumpai di pesawat, sudah banyak yang melepas jaket mereka. Saya dapat merasakan sisa-sisa kegembiraan mereka selepas bertemu dengan keluarga di Tanah Air.
|
Deskriptif | Penulis menggambarkan suatu fenomena dari sudut pandang orang ketiga.
|
Museum Anping Old Fort di kota Tainan memiliki koleksi sejarah pendudukan Belanda di Taiwan pada pertengahan abad ke-17 atau sebelum wilayah itu beralih ke tangan Spanyol. Di dekat pintu masuk, pengunjung dapat menemukan peta jalur kapal yang menghubungkan Hindia Belanda dan Formosa (Taiwan) di era itu.
|
Eksposisi | Penulis mengungkapkan suatu realitas dan memberi uraian tambahan guna memperjelas realitas itu.
|
Tahukah Anda bahwa TKI di Taiwan saat ini sudah hampir menyamai TKI yang resmi tercatat bekerja di Malaysia? Jumlahnya sekitar 80.000 orang dan sebagian besar bekerja di sektor informal. Tentu ada warga Indonesia yang bekerja tanpa melalui jalur resmi, namun angkanya tidak mungkin sebesar WNI yang masuk ke Malaysia. Selain faktor geografis yang cukup jauh antara Indonesia dan Taiwan, faktor perbedaan kultural juga lumayan berpengaruh dalam menekan motif menjadi pekerja migran ilegal ke Taiwan.
|
Argumentasi | Penulis menyampaikan suatu gagasan dan berusaha meyakinkan pembaca agar setuju dengan gagasan itu.
|
Kebijakan Pemerintah Taiwan terhadap pekerja migran jauh lebih komprehensif dibandingkan dengan Malaysia. Hal itu dapat dilihat dari beberapa program magang yang ditawarkan kepada lulusan sekolah menengah atas dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. Hal ini tidak dilakukan oleh Pemerintah Malaysia.
|
Penulis tidak harus kaku untuk menggunakan satu gaya tutur. Di mana diperlukan, penulis dapat berganti gaya tutur, sepanjang pergantian tersebut tidak mengurangi keruntutan dan keluwesan uraian di dalam sebuah esai. Oleh sebab itu, jika dilihat dari gaya tuturnya, sebuah esai mungkin saja merupakan kombinasi dari beberapa jenis esai.
Esai populer adalah esai yang menggunakan pilihan kata-kata (diksi) yang mudah dipahami pembaca. Terminologi yang terlalu teknis tidak muncul di dalam esai populer, mengingat sasaran pembaca bukanlah target yang spesifik. Kalimat-kalimat pada esai populer biasanya juga tidaklah panjang-panjang, sehingga pesan yang disampaikan oleh penulis, dapat mudah ditangkap oleh pembaca.
Nah, lomba penulisan esai tentang Taiwan ini mudah-mudahan menarik minat para penulis muda Indonesia untuk berpartisipasi. Selamat mencoba!
Bagi yang tertarik, silakan mengunjungi tautan berikut ini:
https://business-law.binus.ac.id/2020/05/20/lomba-esai/