MERANGKUM ARTIKEL DENGAN TEXT-MINING
Oleh SHIDARTA (Januari 2022)
… can be broadly defined as a knowledge-intensive process in which a user interacts with a document collection over time by using a suite of analysis tools. In a manner analogous to data mining, text mining seeks to extract useful information from data sources through the identification and exploration of interesting patterns. In the case of text mining, however, the data sources are document collections, and interesting patterns are found not among formalized database records but in the unstructured textual data in the documents in these collections.
Tulisan ini ingin menunjukkan hasil percobaan perangkuman melalui text-mining atas sebuah artikel yang pernah penulis publikasikan bersama Dr. Stijn Cornelis van Huis dalam sebuah jurnal internasional. Artikel itu berjudul: “Between Revenues and Public Service Delivery SOEs and PSAs in Indonesia” yang telah dimuat dalam jurnal internasional bereputasi yang usianya hampir dua abad: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania (BIJDR TAAL-LAND-V), volume 176 (2020): 304-337.
Artikel di atas adalah tulisan yang berangkat dari sudut pandang akademisi hukum, khususnya peminat filsafat hukum. Arah kajian ini terlihat pertama-tama dari kalimat terakhir dalam abstrak, yaitu: “We argue that to tackle informality and to safeguard the social functions of public services, the spear heads of efficiency and revenues in Indonesian bureaucratic reform policies require a strong foundation, consisting of regulatory and ideological component.” Bagi para pembaca yang cermat, kata-kata kunci pada akhir abstrak ini tidak boleh lepas dari teknik skimming dan scanning. Kata-kata bernuansa filsafat hukum itu di dalam abstrak ada pada: “strong foundation” dan “regulatory and ideological component” yang memperlihatkan posisi sikap dari para penulisnya. Bahkan, pada tubuh karangan juga ditemukan ada empat kata “philosophy” atau “philosphical”. Memang kata-kata ini tidak dimunculkan di dalam keywords pada bagian abstrak karena cenderung berkonotasi sebagai terma general dan juga karena pertimbangan lain, seperti jumlah kata kunci yang tidak boleh lebih dari lima. Kali ini, dalam tulisan pendek ini, kita ingin melihat apakah GetDigest sebagai sebuah mesin text-mining mampu menangkap pola-pola kalimat yang menggambarkan posisi sikap tadi melalui teknologi digital.
Setelah artikel itu diunggah ke dalam sistem, maka tampak hasil digest-nya sebagai berikut:
SOE, MANAGEMENT, INDONESIA, REFORM, Public Management, POLICY, AGENCY, PSAs in Indonesia, government agencies, public service agencies
Digest:
- …Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde 176 (2020) 304-337 bki brill.com/bki Between Revenues and Public Service Delivery SOEs and PSAs in Indonesia Shidarta Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia shidarta@binus.edu Stijn Cornelis van Huis Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia stijnvanhuis@binus.edu Abstract This article examines the development of policies regarding the state-owned enterprises (SOEs) and public service agencies (PSAs) in Indonesia….
- …The rationale behind this autonomy is consistent with the New Public Management ideal: the creation of more market-oriented government institutions with the objective of increasing the efficiency and effectiveness of public service delivery….
- …The PSA policy has increased state revenues significantly, yet the quality of services and accountability has not improved accordingly….
- …A comparison with SOEs reveals that the restructuring of government agencies and SOEs took place before a supportive framework was set in place.We argue that to tackle informality and to safeguard the social functions of public services, the spearheads of efficiency and revenues in Indonesian bureaucratic reform policies require a strong foundation, consisting of regulatory and ideological components….
- …Keywords state-owned enterprises (SOEs) – public service agencies – restructuring – economic – policy – Indonesia
- Introduction In his first speech after being re-elected, Indonesian president Joko Widodo, popularly known as Jokowi, stressed the importance of having a mindset change within the bureaucracy….
- …Badan Layanan Umum (BLU, Public Service Agencies; hereafter PSAs), government agencies that possess considerable freedom to manage their own economic affairs, fit well in this New Public Management ideology….
- …This article examines the development of these PSAs in Indonesia, in particular how it relates to restructuring policies pertaining to Badan Usaha Milik Negara (BUMN, state-owned enterprises; hereafter SOEs)….
- …Although SOEs do not dominate Indonesia’s economy, SOEs are among the largest Indonesian companies….
- …New Public Management, modelled to 1980s’ public sector reforms in the Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) countries, is characterized by several shifts in management policies ranging ‘from policy making to management skills, from a stress on process to a stress on output, from orderly hierarchies to an intendedly more competitive basis for providing public services, from fared to variable pay, and from a uniform and inclusive public service to a variant structure with more emphasis on contract provision’ (Hood 1995:95)….
- …Despite the global appeal of New Public Management reforms, there is no conclusive evidence that application of a more corporate style of public management will lead to a better performance of public services in the long run….
- …PSAs are established to create a more private-sector-like, corporate governance within government agencies….
- …This article argues that the history of SOE reforms demonstrates that policies regar…
Untuk mudahnya, hasil perangkuman GetDigest itu kita berikan penomoran. Ada 12 poin dari hasil rangkuman tersebut. Ternyata, seluruh 12 poin yang berhasil dirangkum oleh GetDigest, ia hanya mengambilnya dari bagian abstrak dan pendahuluan (introduction). Ia tidak keluar dari bagian ini untuk merambah masuk ke subbahasan lainnya.
Pada poin 1 sampai dengan 5, GetDigest hanya merangkum apa yang sudah tertulis di dalam abstrak. Artinya, untuk artikel jurnal yang sudah tersedia abstraknya, ia memusatkan perhatian pada abstrak itu. Semua kalimat di dalam abstrak dianggapnya penting untuk menjadi fondasi dari artikel itu.
Pada poin 6, GetDigest ternyata mengambil paragraf pertama pada bagian pendahuluan. Rupanya ia menganggap bagian ini menjadi titik awal pijakan para penulis dalam menggambarkan problematika yang ingin diangkat sebagai topik artikel.
Pada poin 7, GetDigest masih berkutat pada bagian pendahuluan ini. Kali ini ia mengambil satu potongan kalimat pada alinea kedua, yang berbicara tentang badan layanan umum (BLU). Potongan kalimat tersebut harus dibaca bersambungan dengan poin 8 dan 9 untuk menunjukan bahwa BLU (PSA) bukan satu-satunya titik perhatian, melainkan PSA bersama-sama dengan SOEs. Sangat menarik bahwa GetDigest menganggap potongan kalimat yang memuat kata “ideology” sebagai hal yang penting untuk ditampilkan.
Poin 10 sampai dengan 12 adalah cuplikan dari kalimat pertama dalam tiga alinea terakhir bagian pendahuluan. Poin-poin ini sangat mungkin dianggap memadai untuik menjadi bagian rangkuman karena sudah memuat konklusi dari tulisan tersebut.
Dengan demikian, melalui satu percobaan ini kita dapat mengatakan bahwa perangkuman melalui text-mining atas artikel di atas memang tidak mengabaikan pola-pola kalimat yang menunjukkan posisi sikap para penulis. Namun, penelusuran GetDigest belum memadai untuk memahami keseluruhan isi tulisan. Sayang sekali, perangkuman hanya memusatkan perhatian pada bagian pendahuluan dan tidak keluar dari area tersebut. Ekspektasi kita terhadap perangkuman ala text-mining ini tentu lebih jauh daripada itu. Sebagai contoh, posisi sikap dari para penulis yang tertuang pada lima alinea penutup artikel, sangat penting untuk dirangkum. Kita dapat cermati hal itu, misalnya, pada cuplikan alinea penutup:
We believe that the persuasive power of key ministers in President Jokowi’s administration should be used to provide a clear justification for the establishment of PSA s. A ‘clear justification’ in our perspective refers to a clear philosophical foundation in which the social functions of PSA s and SOE s are underlined. Reforms in education and health sectors cannot be solely based on patrimonialism to be sustainable; they need strong financial control mechanisms and an accountability that values financial and social objectives equally. Quality of management and services should be just as important as revenues, and accessibility of services as important as bureaucratic reforms. Such an ideological foundation is essential to bringing about change in the bureaucratic culture—a real revolusi mental.
Jadi, pesan moral atas perangkuman artikel dengan text-mining ini adalah bahwa alat bantu seperti ini memang selayaknya diposisikan sebagai “alat bantu” dalam arti sesungguhnya. Sebagai alat bantu, ia mungkin dapat bekerja lebih cepat, tetapi terbukti tetap belum mampu menandingi [potensi] kapasitas performa otak alami manusia.
Percobaan atas satu artikel seperti dilakukan di atas juga belum tentu representatif menggambarkan kemampuan mesin-mesin perangkum yang diperkenalkan kepada masyarakat. Sebagai teknologi, tentu mereka semua terus berkembang dan untuk itu mereka membutuhkan masukan dari para pengguna. Oleh sebab itu, tidak salahnya para pembaca untuk memanfaatkannya dan memberi penilaian sendiri. Silakan mencoba! (***)
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...