EKSPANSI PASAR GO-JEK KE MALAYSIA DAN TANTANGAN TRANSPORTASI ONLINE DI INDONESIA
Oleh BAMBANG PRATAMA (Agustus 2019)
Pemberitaan tentang ekspansi pasar perusahaan penyedia transportasi Online Go-Jek baru-baru ini ke Malaysia ramai dibicarakan. Salah satu alasannya adalah karena isu persaingan usaha di Malaysia yang dikhawatirkan akan mengganggu penyedia taksi online. Namun demikian dikabarkan juga bahwa pemerintah Malaysia telah memberi ijin kepada Go-Jek untuk beroperasi di Malaysia. Adanya resistensi terhadap kehadiran perusahaan Go-Jek di Malaysia di satu pihak adalah suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia, karena salah satu perusahaan digitalnya telah berekspansi ke beberapa negara di ASEAN setelah Vietnam pada tahun 2018 lalu.
Memang tidak bisa bisa dipungkiri bahwa masuknya penyedia transportasi online akan menuai pro dan kontra, antara status quo dengan pihak yang terbuka dengan inovasi teknologi informasi dan komunikasi. Struktur pasar transportasi global memang telah terbuka paska kehadiran Uber pada tahun 2016, paska kehadiran Uber kemudian bermuculan secara lebih banyak penyedia transportasi online di dunia termasuk di Indonesia. Masuknya Go-Jek ke negara Vietnam dan Malaysia adalah salah satu contoh bahwa suatu negara akan dengan mudah dimasuki oleh penyedia transportasi online. Hal ini tentunya juga harus diwaspadai oleh Indonesia, mengingat besarnya peluang pasar di Indonesia dan juga permasalahan transportasi yang bisa dijawab oleh penyedia transportasi online.
Meski dilema kebijakan tentang transportasi online di Indonesia sudah dilewati, akan tetapi bukan berarti kondisi ini adalah kondisi yang aman bagi industri transportasi online di Indonesia. Pasalnya, masih terbuka kemungkinan masuknya penyedia transportasi online dari luar negeri ke Indonesia. Dengan masuknya penyedia transportasi online asing ke Indonesia, tentunya akan merubah struktur pasar persaingan usaha transportasi di Indonesia. Selain itu, isu persaingan usaha, hal yang perlu diantisipasi adalah isu sosial dari transportasi online yang di beberapa negara sangat rentan membentuk konflik horizontal. Salah satu contoh konflik horizontal yang terjadi di Indonesia adalah keributan antara ojek online dengan ojek pangkalan. Selain keributan pada ojek juga terjadinya demontrasi supir taksi atas kehadiran transportasi online. Oleh sebab itu, menjadi penting untuk diwaspadai adanya pengaturan yang mampu mengantisipasi berbagai aspek sosial termasuk aspek persaingan usaha dalam hal industri transportasi online.
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...