KEBIJAKAN SUBSIDI PERTANIAN DOMESTIK DI CHINA
Oleh REZA ZAKI (Desember 2018)
China adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan jumlah 1,37 miliar jiwa[1] pada tahun 2016. Selain jumlah penduduk yang banyak, China juga memiliki luas wilayah yang besar. Secara total, China memiliki luas wilayah sebesar 9,5 juta km persegi[2]. Secara ekonomi China juga terhitung kuat, jumlah GDP China pada tahun 2017 tercatat sebesar $11 triliun atau 14,8% dari total perekonomian dunia dan menjadi yang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Sesuai dengan press release yang dikeluarkan oleh National Bureau of Statistic of China mengatakan bahwa sektor primer menyumbangkan nilai tambah sebesar 7,9% dari total GDP dan meningkat sebesar 3,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor primer merupakan salah satu kekuatan ekonomi dari China. Mengenai sektor primer ini sendiri, data tahun 2015 menunjukkan bahwa 28,3% penduduk China bekerja di sektor ini.
Kebijakan pertanian China dibagi ke dalam dua era besar[3]. Pertama dimulai dari China terbentuk menjadi sebuah negara pada tahun 1949 hingga pada tahun 1978. Pada era ini kebijakan pertanian China mengikuti gaya Soviet yang sangat tersentralisasi sekali. Perubahan terjadi pada tahun 1978 yaitu pada saat Deng Xiaoping menjadi pemimpin China. Reformasi dibidang ekonomi dilakukan, termasuk juga tentunya dibidang pertanian. Reformasi yang dilakukan oleh China itu meliputi reformasi sistem produksi, system harga, hingga system pasar bagi sektor pertanian. Reformasi ini kemudian berhasil mendorong perekonomian China, GDP China tumbuh rata-rata diatas 9% per tahun.
Pada tahun 2001 China mulai bergabung dengan WTO, hal ini kemudian membuat kebijakan China di sektor pertanian kembali berubah. Sebelumnya China juga sudah mendukung sektor pertaniannya, akan tetapi pada periode ini sistem subsidi baru mulai diperkenalkan. Puncaknya, pada tahun 2006 sistem subsidi baru tersebut diperkenalkan. Pajak atas pertanian kemudian dihapuskan dan kemudian ada juga subsidi pendapatan langsung serta kebijakan harga minimum. Selanjutnya, China kian giat meningkatkan subsidinya untuk mendukung sektor pertaniannya dengan memberikan subsidi input pertanian berupa mesin-mesin pertanian, pupuk, dan benih bermutu.(***)
REFERENSI:
[1] World Bank, https://data.worldbank.org/country/China (Online), diakses pada 1 Maret 2018
[2] CIA The World Fact Book, https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ch.html (Online), diakses pada 1 Maret 2018.
[3] Sumedi, Ahmad Djauhari, Reformasi Kebijakan Desentralisasi Sektor Pertanian (Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, 2014), hlm 322.
Published at :