People Innovation Excellence

BATAS DE MINIMIS KOMODITAS PERTANIAN DI INDIA

Oleh REZA ZAKI (Desember 2018(|)

Untuk besaran subsidi atau dukungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap sektor pertanian, sayangnya tidak ada ada data PSE dari OECD untuk India. Akan tetapi, India telah menyampaikan notifikasinya kepada WTO terkait dengan domestic support untuk sektor pertanian. Untuk tahun pemasaran 2013-2014 ada beberapa komiditi yang dicantumkan dalam notifikasi tersebut yaitu beras, gandum, serealia kasar, kacang-kacangan, kapas, kacang tanah, dan bunga matahari[1]. Total AMS India untuk tahun pemasaran 2013/2014 adalah $42,78 miliar. Semua komoditas yang dicantumkan dalam notifikasi tersebut berada dibawah level de minimis. Besaran AMS untuk beberapa produk tertentu adalah sebagai berikut: beras $1,9 miliar, gandum -$817,81 juta, serealia kasar -$19,41 juta, kacang-kacangan $14,37 juta, kapas $1,41 juta, kacang tanah $50,01 juta, dan bunga matahari $0,43 juta. Sedangkan untuk subsidi non produk tertentu seperti premi asuransi untuk subsidi sebesar $379,17 juta.


Tabel. 3.2. Stok Sereal di G-33: Rata-rata 1960-2011

Cereal World (000 tonnes) G33 (000 tonnes) % of world
Rice 71,216.0 62,626.6 88.0
Corn 107,595.0 51,775.7 48.1
Wheat 134,210.0 54,027.2 40.3
Total stocks 313,021.0 168,429.4 53.8

Sumber: USDA


Berbeda dengan apa yang terdapat dalam dokumen notifikasi yang disampaikan oleh India kepada WTO tersebut, dalam beberapa penelitian atau kajian ditemukan bahwa sebenarnya AMS India telah melewati level de minimis sebesar 10% dari nilai total produksinya. Pertama, kajian DTB Associate LLP terkaitt subsidi pertanian di beberapa negara berkembang, update per November 2014. Untuk menghitung AMS dari produk tertentu, kajian ini menggunakan 2 referensi harga eksternal yaitu dari fixed external reference price yang disubmit oleh India pada tahun 1998 dengan ketentuan yang sesuai dengan Uruguay round dan referensi harga alternatif yang diperoleh dari anggota WTO yang lainnya. Sehingga hasilnya nanti akan dalam bentuk rentang angka tertentu dimana metode pertama menghasil perhitungan yang lebih besar daripada periode kedua dikarenakan adanya perbedaan penggunaan nilai tukar karena dalam dokumen yang disubmit India pada tahun 1998 tersebut menggunakan mata uang rupees. Ada 4 komoditi yang dikaji yaitu beras, gandum, jagung, dan gula, serta beseran input subsidi yang diberikan oleh pemerintah. berikut adalah data AMS dan ambang batas de minimis nya untuk masing-masing komoditi.

Tabel 3.3: AMS India untuk Produk Tertentu

Komoditi Metode harga referensi Ambang batas de minimis (milyar)
Original reference price (milyar) Alternative reference price (milyar
Beras $15,8 $12,1 $2,6
Gandum $28,2 $13,3 $4,6
Jagung $3,8 $2,5 $0,506
Gula $12,6 $8,2 $1,3
Subsidi Input $33,0 $33,0 $23,5

 


India dalam beberapa tahun ini juga terus giat meningkatkan bantuan mereka terhadap sektor pertanian dengan alasan untuk bisa mencapai swasembada pangan. Persentase “non-green box support” India atau bantuan terhadap sektor pertanian yang bisa menyebabkan terhadap distorsi perdagangan, telah meningkat dari 8% pada tahun 1995 menjadi 12% di tahun 2010[2]. Padahal de minimis level untuk India adalah 10%. Peningkatan ini disebabkan oleh India yang terus giat memberikan subsidi input pertanian seperti pupuk dan mesin untuk meningkatkan produksi pertanian mereka. Oleh karena itulah, India sangat giat bersama dengan China melobi WTO untuk negosiasi ulang terkait ambang batas AMS karena dalam beberapa tahun terakhir mereka terus meningkatkan bantuan mereka terhadap sektor pertanian dengan alasan menjaga public stockholding untuk ketahanan pangan mereka. (***)


REFERENSI:

[1] Notifikasi delegasi India kepada WTO terkait komitemen dalam AoA, disubmit pada tanggal 12 Juli 2017, https://docs.wto.org/dol2fe/Pages/SS/directdoc.aspx?filename=q:/G/AG/NIND11.pdf (Online), diakses pada 3 Maret 2018.

[2] Lars Brink, The Evolution of Trade-distorting Domestic Support, (Jenewa, ICTSD, 2014), hlm 140.


 


Published at :
Leave Your Footprint

    Periksa Browser Anda

    Check Your Browser

    Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

    Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

    Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

    Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

    We're Moving Forward.

    This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

    If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

    Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

    1. Google Chrome
    2. Mozilla Firefox
    3. Opera
    4. Internet Explorer 9
    Close