People Innovation Excellence

MEMPERKENALKAN SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA BAGI GENERASI MUDA

Oleh VIDYA PRAHASSACITTA (Agustus 2018)

Apakah generasi muda Indonesia mengenal sistem peradilan terutama pengadilan pidana di negara ini? Hal ini menjadi pertanyaan ketika saya dan teman–teman mengajar mahasiswa tingkat awal untuk mata kuliah yang berkaitan dengan hukum acara pidana. Mahasiswa kerap menanyakan beberapa pertanyaan yang menggunakan istilah dalam proses persidangan di common law system seperti apakah yang dimaksud dengan deposition? Di manakah posisi jury dalam sistem peradilan pidana di Indonesia?

Tampaknya mereka lebih mengetahui sistem peradilan pidana dalam common law system terutama Amerika Serikat. Generasi Indonesia dibanjiri dengan berbagai hal yang berkaitan dengan peradilan pidana Indonesia. Dimulai dari buku novel, film, dan serial (sinetron). Tentu Anda, para pembaca, mengenal novel-novel karangan John Grisham seperti The Firm, The Partner, atau The Associate; novel-novel fiksi dengan latar belakang sistem peradilan di Amerika Serikat. Novel John Grisham tersebut sangat populer, termasuk di Indonesia, bahkan beberapa di antara novel tersebut telah diadaptasi menjadi film layar lebar. Kemudian lihatlah di serial televisi, yang kemudian sekarang dapat pula diakses via Internet oleh generasi muda Indonesia, yang dibanjiri oleh informasi tentang peradilan pidana versi Amerika Serikat. Tentu Anda mengenal serial televisi, seperti Ally McBeal, Dark Justice, Law and Order, CSI, maupun Suits. Demikian pula dengan film-film layar bioskop di Indonesia, seperti Devil Advocate, Legally Blonde, Primal Fear, dan masih banyak lagi lainnya.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana generasi muda Indonesia dapat mengenal sistem peradilan di Indonesia kalau setiap saat yang dibaca dan dilihat adalah sistem peradilan yang berkiblat pada sistem peradilan pidana Amerika Serikat? Adakah novel atau film atau serial yang berlatar belakang sistem peradilan pidana di Indonesia? Sudah ada beberapa, tetapi penggambaran mengenai sistem peradilan pidana tersebut ternyata tidak tepat. Film “Surat Kecil untuk Tuhan” yang dibintangi oleh Bunga Citra Lestari, misalnya, terdapat scene yang menggambarkan sistem peradilan pidana di Indonesia. Bunga Citra Lestari di film tersebut berperan sebagai advokat mengadvokasi perkara anak-anak jalanan yang berhubungan human trafficking. Namun anehnya, pada saat di salah satu scene ia yang merupakan seorang advokat duduk sebagai salah satu pihak yang membela saksi yang memberatkan terdakwa. Hal ini membingungkan karena ia bukan bertindak sebagai jaksa penuntut umum dan bukan sebagai penasihat hukum dari terdakwa.

Upaya mengenalkan sistem peradilan pidana hendaknya dimulai dari usia anak-anak. Setidaknya dimulai dari mengenal profesi hukum yang berkaitan dengan pengadilan seperti jaksa, hakim dan penasihat hukum. Kemudian mengenalkan ruang sidang dengan posisi tempat duduk yang benar. Akan tetapi bertapa kagetnya saya ketika saya ke Kidszania, tempat bermaikn anak-anak di mana mereka dapat bermain peran (roleplay) dengan berbagai profesi termasuk profesi hukum yang berkaitan dengan pengadilan. Posisi ruang sidang yang dipergunakan adalah posisi ruang sidang dalam common law system, terutama Amerika Serikat. Dalam pengetahuan penulis Kidszania merupakan sejenis waralaba (franchise) karena Kidszania juga terdapat di negara-negara lain, seperti Singapura dan Malaysia. Seharusnya ketika Kidszania buka di Indonesia hal-hal tersebut patut diperhatikan dan disesuaikan dengan sistem hukum di Indonesia. Memang hal-hal kecil seperti ini mungkin belum menjadi perhatian kaum pebisnis, tetapi tentu hal ini akan menghambat upaya memperkenalkan sistem peradilan pidana Indonesia sejak usia dini.

Pada akhirnya upaya untuk mengenalkan sistem peradilan pidana di Indonesia tidak hanya upaya pengajaran di dalam kelas tetapi perlu diperkenalkan di luar kelas. Upaya memperkenalkan melalui jalur lain seperti sasta, hiburan, dan rekreasi bermain anak-anak perlu dilakukan. (***)



Photo Source: http://www.rochellerivera.com/2015/08/kidzania-manila-preview-kzmnlpreview.html

 

 

 

 


Published at :
Leave Your Footprint

    Periksa Browser Anda

    Check Your Browser

    Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

    Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

    Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

    Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

    We're Moving Forward.

    This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

    If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

    Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

    1. Google Chrome
    2. Mozilla Firefox
    3. Opera
    4. Internet Explorer 9
    Close