TECHTALK EDUKASI DIGITAL – THE HABIBIE CENTER
Dalam acara Techtalk Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan pada tanggal 28 Agustus 2017, salah satu dosen Business Law BINUS University, Bambang Pratama berkesempatan hadir. Acara yang dipandu oleh Santhi Serad (Wakil Ketua IDST – The Habibie Center) berjalan dengan serius-santai dan terfokus menyoroti teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan. Diskusi yang dibuka oleh Ilham A. Habibie (Ketua IDST, The Habibie Center/Dewan TIK Nasional) yang menyatakan bahwa dengan berkembangnya teknologi Internet, maka kehidupan manusia menjadi lebih individu. Tetapi, dibalik keindividuan bagi masing-masing orang memiliki kesamaan dengan orang lain sehingga memunculkan kelompok-kelompok dengan suatu kesamaan tertentu. Dalam hal pendidikan tentunya penggunaan teknologi informasi bisa dikustomisasi menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
Dari perspektif kementerian, pembicara selanjutnya adalah Hamid Muhammad (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud) yang diwakili oleh Supriano yang membawakan materi tentang kondisi digital sekolah di Indonesia. Menurut Supriano, berdasarkan penelitian yang dilakukan Kemdikbud, kondisi digital di sekolah saat ini (SD,SMP, SMA, SMK, SLB) yang terkoneksi dengan jaringan Internet baru sebesar 49.92%. Hal ini berarti masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi sekolah. Oleh sebab itu beberapa langkah yang dilakukan pemerintah antara lain: memberikan sumbangan komputer, membangun dan memperbaiki infrastruktur sekolah di wilayah 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Sedangkan untuk peningkatan wilayah-wilayah di Indonesia, pemerintah menetapkan sekolah-sekolah rujukan atau sekolah yang terbaik di wilayah kabupaten masing-masing daerah. Kemudian, melalui sekolah rujukan tersebut, pemerintah meningkatkan capacity building pendidikannya, agar kemudian sekolah rujukan tersebut bisa membina sekolah-sekolah di sekitar wilayahnya.
Dengan kondisi keterbatasan infrastruktur, pemerintah melalui Telkom, sebagai badan usaha yang bermain di area telekomunikasi terus membangun infrastruktur fiber optic agar seluruh wilayah di Indonesia bisa mengakses jaringan Internet. Paparan materi yang Sri Safitri (Senior Principal Expert Digital & Strategic Portfolio Telkom Indonesia) menjelaskan bahwa selain pembangunan infrastruktur, Telkom juga membangun ekosistem perangkat lunak, pembinaan, pendanaan terhadap para digitalpreneur yang memiliki ide bisnis. Dengan platform yang telah disediakan oleh Telkom, maka harapannya dapat lahir banyak startup digital dari Indonesia.
Pembicara terakhir adalah M. Ghazzian Afif (ruangguru.com), adalah salah satu perusahaan yang dibangun untuk menjembatani gap digital yang terjadi di bidang pendidikan khususnya antara murid, guru, dan orang tua murid. Ruang guru adalah learning management system yang berusaha menghubungkan ketiga aktor di atas agar dapat berinteraksi langsung dalam sistem pendidikan. Harapannya, dengan adanya fasilitas seperti yang dibangun oleh ruangguru.com maka gap digital dan utilisasi teknologi informasi dan komunikasi bagi pendidikan dapat terjalin dengan baik.