People Innovation Excellence

TRUMP EFFECT

Oleh REZA ZAKI (November 2016)

Publik Amerika Serikat harus menerima kenyataan bahwa Donald Trump, salah satu kandidat calon Presiden Amerika Serikat yang bertarung sengit dengan Hillary Clinton akhirnya menuntaskan drama pesta demokrasi terbesar di Negeri Paman Sam itu dengan meraih kemenangan yang cukup signifikan. Kemenangan Trump menjadi sorotan dunia karena beberapa survei menunjukkan kemenangan Hillary Clinton dibandingkan pengusaha properti ini. Namun. kenyataan membalikkan survei akademik yang juga dikeluarkan oleh lembaga-lembaga kredibel seperti Fox.

Publik berharap Trump bisa menarik konten kampanyenya yang terkesan radikal agar dapat menciptakan hubungan harmonis di domestik hingga negara-negara mitra. Pasalnya, konten kampanye Trump mengundang reaksi negatif tidak hanya di negaranya, namun juga negara-negara sekutu yang selama ini menjalin kerjasama politik, ekonomi, teknologi, milter, dan pendidikan dengan Amerika Serikat.

Biasanya efek kharisma dan kapasitas seorang pemimpin publik terutama new comer (pendatang baru) menimbulkan efek positif bagi pergerakan ekonomi negaranya maupun dunia. Namun kali ini berbeda, di mana sejumlah capaian ekonomi pasca pengumuman Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ternyata merespon negatif. Bentuk kekecewaan pasar terhadap hasil pilpres Amerika Serikat ditunjukkan salah satunya di Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (9/11) ini berada di level 5.414,32, turun 56,36 poin atau setara 1,03 persen, sedangkan rupiah ditutup melemah di level Rp 13.127 per dolar AS. Analis dari Samuel Aset Management, Lana Soelistianingsih mengatakan, pasar keuangan global lebih mendukung ke Hillary Clinton karena memiliki pendukung lebih besar di New York, tempat bercokolnya Wall Street. Kemenangan Trump yang tidak sesuai ekspektasi pasar ini dinilai akan memberi sentimen negatif ke pasar keuangan global. Untuk di Indonesia, dampaknya tidak hanya ke nilai tukar rupiah tapi juga terhadap perekonomian nasional secara luas (Republika, 2016).

Di Indonesia, kemenangan Trump berefek ke indeks harga saham gabungan. Sedangkan di Amerika sendiri, bursa-bursa Amerika Serikat merosot pada perdagangan seusai waktu perdagangan reguler. Dow Jones Industrial Average, misalnya, merosot 792 point atau setara 5,1 persen (Tempo, 2016). Hingga Rabu sore, indeks Nikkei 225 di bursa Tokyo tercatat paling terpukul, lantaran merosot 5,36 persen. Indeks lainnya juga anjlok, Topix Index (Tokyo) turun 4,57 persen, Hang Seng Index turun 2,16 persen, CSI 300 Index turun 0,54 persen, dan S&P/ASX 200 Index turun 1,93 persen. Cuma MSCI AC Asia Pacific yang naik tipis 0,36 persen (katadata, 2016).

Kebijakan Trump yang berpotensi meniadakan peran negara-negara mitra tidak lantas bisa diterapkan begitu saja. Berdasarkan common will theory, pada aspek perdagangan internasional, hukum internasional mengikat negara-negara bukan karena kehendak masing-masing negara untuk tunduk pada hukum internasional, melainkan karena adanya suatu kehendak bersama negara-negara untuk tunduk pada hukum internasional; sehingga keanggotaan Amerika Serikat di World Trade Organization (WTO) hingga forum perdagangan regional seperti Trans Pacific Partnership (TPP) tidak bisa dielakkan begitu saja. Forum-forum tersebut memiliki konsekuensi hukum bagi negara yang sudah mengikatkan diri (Pucta Sunt Servanda). Alhasil, meskipun beberapa hari pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menuai respon negatif, tidak berarti Indonesia harus terkungkung oleh stigma umum. Indonesia tetap harus menjalin mitra dagang konstruktif dengan Amerika Serikat sebagai salah satu pasar potensial Indonesia terutama ekspor bahan-bahan mentah yang selama ini banyak diserap oleh negeri Trump. (***)


REZA ZAKI

 


Published at :
Leave Your Footprint

    Periksa Browser Anda

    Check Your Browser

    Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

    Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

    Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

    Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

    We're Moving Forward.

    This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

    If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

    Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

    1. Google Chrome
    2. Mozilla Firefox
    3. Opera
    4. Internet Explorer 9
    Close