MAHASISWA HUKUM BINUS DAN SEMINAR KEAMANAN SELAT MALAKA
Pada semester lalu, sejumlah mahasiswa hukum dari BINUS juga terlibat dalam magang (internship) dengan track penelitian dengan memilih Kementerian Pertahanan sebagai tempat magang mereka. Di dalam penelitian itu, problematika hukum internasional, khususnya keamanan Selat Malaka menjadi tema sentral.
Rupanya tema ini diangkat juga dalam seminar yang berlangsung di Kementerian Pertahanan pada hari Selasa(18/10/2016). Seminar diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan, dengan mengambil tajuk “Pengamanan Selat Malaka dalam Rangka Mendukung Pertahanan Negara”. Pembicara dalam seminar ini adalah Kolonel Laut Rachmad Jayadi, Kepala Staff Guskamlabar Agus Yulianto Kasubdit Patroli Laut. Acara ini dihadiri oleh berbagai macam instansi, seperti Universitas Bina Nusantara, UPN Veteran Jakarta, Kementerian Perikanan dan Kelautan, dan para perwira TNI. Perwakilan BINUS yang hadir pada seminar hari ini terdiri dari dosen pendamping Reza Zaki (Dosen Business Law) BINUS, disertai sejumlah mahasiswa Fauzi Cahyo Pandu Pratomo, Henry Jonathan, Muhammad Farhan, dan Bayu Rizkyadi. Sementara itu, ikut hadir pula mahasiswa BINUS dari Jurusan Hubuungan Internasional, yaitu Reni Anggraeni, Ilmia Nafaditya Urbha, Thea Rendyta Putri, dan Assay Lovelianty Farmin.
Beberapa hal yang dikaji dalam seminar ini adalah pengamanan yang dilakukan oleh Indonesia yang terbagi kedalam kerjasama internal Patkor Optima Malindo. Adanya satgas reaksi cepat Koamabar. Serta kerjasama dengan negara luar. Disamping itu, seminar ini juga membahas tentang Selat Malaka yang masih merupakan jalur penting bagi perdagangan dan lalu lintas energi internasional lewat laut. Tetapi, masih terdapat persoalan batas wilayah perbatasan laut antara Indonesia dan Malaysia yang belum terselesaikan. Adanya disparitas harga dari bahan pokok dan kesejahteraan antara Indonesia dan Malaysia, serta lambannya distribusi barang ke wilayah perbatasan yang ada di sepanjang Selat Malaka. Kondisi geografis yang relatif banyak selat sempit dan perairan yang dangkal di sekitar Selat Malaka menyebabkan wilayah tersebut rawan terhadap aksi perompakan. WFQR Koarmabar telah berhasil menekan tindak kejahatan di Selat Malaka. Gelar kekuatan permanen TNI AL di sepanjang Selat Malaka masih belum mencukupi untuk pengamanan. (***)