People Innovation Excellence

FORD, TOSHIBA, PANASONIC…HENGKANG!

Oleh REZA ZAKI (Februari 2016)

Beredar kabar dalam beberapa waktu terakhir ini mengenai hengkangnya beberapa perusahaan Amerika Serikat dan Jepang dari Indonesia. Sebut saja Ford, Toshiba, dan Panasonic. Sampai saat ini pemerintah melalui Menko Perekonomian belum memiliki argumentasi yang cukup meyakinkan tentang latar belakang hengkangnya perusahaan-perusahaan tersebut.

Memang ada beberapa pendapat yang spekulatif maupun argumentatif untuk dapat menjabarkan persoalan sesungguhnya. Alasan pertama, kabar hengkangnya ketiga perusahaan ini diakibatkan oleh hubungan diplomatik yang menumpul akibat beberapa kerjasama ekonomi yang memanas. Sebagai contoh persoalan PT Freeport Indonesia yang melibatkan Amerika Serikat dan Indonesia. Gonjang-ganjing nasib perusahaan tambang emas terbesar di dunia ini bahkan sampai melibatkan pemimpin tertinggi di bangsa ini. Hingga kasus ini digiring ke ranah hukum. Sementara itu hubungan Jepang dan Indonesia juga sempat antiklimaks ketika pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa China berhasil memenangkan tender kereta cepat Jakarta-Bandung yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Akibat persoalan itulah kemungkinan besar kedua negara adikuasa ini yaitu Amerika Serikat dan Jepang memiliki inisiatif untuk menimbulkan gejolak domestik dengan menarik perusahaan mereka yang memperkerjakan warga negara Indonesia dalam jumlah besar, sehingga apabila perusahaan-perusahaan ini keluar dari Indonesia, akan ada isu PHK besar-besaran yang mengancam pemerintahan Joko Widodo.

Kedua, isu PHK tentu saja menjadi konsekuensi yang harus dibayar ketika perusahaan asing yang masuk melalui penanaman modal asing (PMA) dalam kategori sebagai direct investment ini mengemuka. Lebih dari 2.500 karyawan yang akan terkena dampak PHK di Cikarang. Ford telah beroperasi kurang lebih 16 tahun di Indonesia, sementara Toshiba yang berlokasi di Indonesia merupakan perusahaan terbesar di dunia yang dimiliki oleh Toshiba Jepang. Panasonic sendiri kemungkinan akan melakukan PHK kepada 1.600 karyawannya.

Ketiga, faktor ekonomi global tidak terlalu memiliki dampak besar terhadap latar belakang hengkangnya perusahaan-perusahaan tersebut. Akan tetapi rendahnya daya saing perusahaan Amerika Serikat dan Jepang terhadap investor baru, yakni China, menjadi penyebab utamanya. Menurut Kepala BKPM, Franky Sibarani, minat investor sektor elektronik di Indonesia tetap tinggi. Sejak periode bulan Januari 2016 saja, izin prinsip di sektor elektronik mencapai Rp 530 milar atau tumbuh 85% dari periode yang sama bulan lalu sebesar Rp 286 miliar. komitmen investasi yang masuk tersebut, terdapat perusahaan asal China di sektor elektronik yang memanfaatkan layanan izin 3 Jam pada Bulan Januari 2016 dengan nilai investasi sebesar Rp 125 Miliar dan rencana tenaga kerja 1.500 orang. keputusan restrukturisasi yang dilakukan oleh Panasonic dan Toshiba karena iklim persaingan bisnis yang kian ketat. Terutama produk ke dua perusahaan tersebut kalah saing dengan produk elektronik dari China (SWA, 2016).

Keempat, momentum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) disinyalir ikut sebagai dalang migrasinya perusahaan Paman Sam dan Negeri Sakura tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut akan mencari negara dengan upah buruh murah ditambah menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial kompetisi MEA ini. Kebijakan MEA yang sangat liberal ini memungkinkan investor melakukan efisiensi terutama biaya produksi. Hal inilah yang menjadi kalkulasi perusahaan besar tersebut untuk mulai memilih lokasi operasi bisnis mereka.

Dari keempat spekulasi dan argumentasi di atas, dapat dipastikan migrasinya ketiga perusahaan besar tersebut akan memiliki dampak yang juga signifikan terutama dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Karena hukum alam dari hadirnya investasi adalah terbukanya surga lapangan pekerjaan yang memberi peluang bagi para pencari nafkah. (***)


 

Screen.Shot.2015.09.26.at.04.30.08-2


 


Published at : Updated
Leave Your Footprint

    Periksa Browser Anda

    Check Your Browser

    Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

    Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

    Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

    Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

    We're Moving Forward.

    This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

    If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

    Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

    1. Google Chrome
    2. Mozilla Firefox
    3. Opera
    4. Internet Explorer 9
    Close