PERTANGGUNGJAWABAN PENCAPAIAN KINERJA KUARTAL PERTAMA 2015

Sebagai bentuk tanggung jawab dalam pengelolaan manajemen pendidikan tinggi, khususnya di tingkat jurusan, maka BINUS secara konsisten meminta setiap pimpinan di semua jenjang melakukan evaluasi kinerja mulai setiap tiga bulanan. Evaluasi yang memantau kinerja selama Januari-Maret 2015 (termasuk tendensinya memasuki April 2015) ini dilakukan pada minggu terakhir bulan keempat, yang di lingkungan BINUS dikenal sebagai evaluasi Q1. Untuk Business Law BINUS, presentasi diadakan pada tanggal 23 April 2013 lalu, yang antara lain dihadiri oleh Dekan Fakultas Humaniora Dr. Johannes A.A. Rumeser dan Wakil Rektor Dr. Boto Simatupang. Tampak hadir juga perwakilan dari unit/pusat (center) yang selama ini mendukung kegiatan jurusan. Materi dari hasil presentasi ini akan dirangkum sebagai materi presentasi dekan di hadapan Rektorat.

Tidak hanya pimpinan jurusan yang diwajibkan menyampaikan evaluasi kinerja Q1 di tingkat Fakultas Humaniora tersebut, melainkan juga semua dosen faculty members (FM) yang bertanggung jawab sebagai subject content coordinators (SCC). Hal ini terutama mengingat para SCC ini berperan sangat peting dalam pembinaan rumpun ilmu di masing-masing jurusan dan ikut berbagi beban pencapaian kinerja jurusan secara keseluruhan. Di Business Law BINUS saat ini terdapat sedikitnya empat orang SCC yang masing-masing bertanggung jawab dalam pembinaan rumpun keilmuan hukum: (1) fundamentas of law, (2) fundamentals of business law, (3) international trade and commerce law, dan (4) information and communication technology law. Dalam evaluasi tiga bulanan tersebut tidak hanya keberhasilan yang dikemukakan, melainkan juga kendala-kendala yang menyebabkan kinerja jurusan belum maksimal.

Business Law BINUS selama Januari-Maret 2015 memperlihatkan kemajuan signifikan dalam program kolaborasi dengan berbagai institusi dari dalam dan luar negeri. Publikasi para dosen juga cukup menonjol, baik berupa buku-buku maupun tulisan populer di media on-line. Program-program penelitian sudah melibatkan hampir semua dosen, sehingga publikasi di jurnal internasional pun makin dirasakan sebagai keharusan. Studi lanjut ke jenjang doktor sudah dan sedang berjalan untuk semua FM struktural. Diharapkan dalam dua tahun ke depan, semua FM struktural di Business Law sudah bergelar doktor. Kendati demikian, tentu ada beberapa kendala yang dirasakan masih mengganjal, seperti relatif belum cukup dikenalnya program studi hukum di BINUS ini. BINUS selama ini lebih dikenal sebagai perguruan tinggi unggulan dalam bidang teknologi informasi, sementara dalam kenyataannya BINUS sudah tampil pesat sebagai universitas yang menawarkan lebih dari tiga puluh program studi mulai dari tingkat diploma, sarjana, magister, sampai doktoral.

Kendati demikian, dengan makin terbukanya akses informasi di kalangan para peminat studi hukum, keberadaan Business Law BINUS yang tergolong sangat serius dan fokus menawarkan program-program pembelajarannya, Business Law BINUS akan makin dikenal dan dipercaya sebagai salah satu tempat pendidikan tinggi hukum terbaik di Tanah Air. (***)